Blog Ahmad Tarbiyah

Rabu, 15 Juni 2016

Kedudukan basmallah dalam al-fatihah apakah ia termasuk dalam ayat atau diliuar ayat. Coba kita simak pendapat para ulama berikut ini pandangan mereka terhadap basmalah dalam al-Qur`an:



SURAH AL-FATIHAH

TAFSIR AYAT 1
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرّحِيْمِ
Terjemahannya: Dengan Menyebut Nama Allah yang maha lagi maha penyayang

KEDUDUKAN  BASMALLAH  DALAM AL-FATIHAH
        Kedudukan basmallah dalam al-fatihah apakah ia termasuk dalam ayat atau diliuar ayat. Coba kita simak pendapat para ulama berikut ini pandangan mereka terhadap basmalah dalam al-Qur`an:
Pertama, mengatakan bahwa basmallah merupakan ayat dari setiap surat dalam al-Qur`an kecuali surat at-Taubah pendapat ini berdasarkan pendapat dari diantaranya: Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu az-Zubair, Abu Hurairah, Ali. Sedangkan dari kalangan Tabi`in yaitu Atha`, Thawus, Said bi Jubair, Makhul, dan az-Zuhri. Dan juga hal yang sama dikatakan oleh abdullah bin al-Mubarak, Imam Syafi`i, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahwaih, Abu Ubaid al-Qasim bin salam.
Kedua, mengatakan bahwa basmallah itu bukan termasuk ayat al-fatihah dan juga tidak termasuk dalam surat-surat lainnya, pendapat ini oleh Imam Malik dan Abu Hanifah beserta para pengikutnya.
Ketiga,  mengatakan bahwa basmallah terletak pada setiap awal surat akan tetapi bukan bagian darinya, pendapat oleh Dawud dan juga menurut riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal.
       
        Mengenai bacaan basmallah dalam sholat  ada yang jahr (dengan suara keras) , sirri (tidak bersuara / dibaca dalam hati/ tidak keras), dan bahkan ada juga berpendapat tidak dibaca baik secara jahr maupun sirri.
        Mengenai bacaan sholat secara jahr termasuk bagian dari perbedaan pendapat diatas. Mereka yang berpendapat bahwa basmallah itu bukan ayat al-Fatihah, maka ia membacanya secara sirri. Demikian juga yang mengatakan bahwa basmallah adalah suatu yang ditulis pada awal setiap surat.
        Sedangkan mereka yang berpendapat bahwa basmallah bagian pertama dala setiap surat, masih berbeda pendapat. Imam syafi`i berpendapat bahwa basmallah itu dibaca secara jahr bersama al-Fatihah dan surat al-qur`an lainya. Inilah Mazhab beberapa sahabat dan tabi`in serta para imam, baik salaf maupun Khalaf.
        Ulama lain berpendapat bahwa basmallah tidak dibaca secara jahr di dalam sholat. Inilah riwayat yang benar dari ke empat Khulafa`ur Rasyidin, Abdullah bin Mughaffal, beberapa golongan ulama salaf, maupun khalaf. Hal itu juga menjadi pendapat Imam Abu Hanifah, ats-Tsauri, dan Ahmad bin Hanbal.
        Dan menurut Imam Malik, Basmallah tidak dibaca sama sekali, baik seccara jahr maupun sirri. Mereka mendasari pada hadist yang terdapat dalam kitab muslim, dari Aisyah Ra katanya, Rasulullah Saw membuka sholat dengan takbir dan bacaan Al-Hamdulillahirabbil`alamin``.
        Dan menurut riwayat Muslim ``mereka tidak menyebutkan Bismillahirrahmanirrahim  pada  awal bacaan dan tidak juga pada  akhirnya``.
        Demikianlah dasar-dasar pengambilan pendapat para Imam mengenai masalh ini dan tidak terjadi perbedaan pendapat, karean mereka telah sepakat bahwa sholat bagi orang yang menjhrkan dan mensirrikan basmallah adalah sah karean pada hakekatnya mereka meliki dasar masing-masing yang tidak menjadikan kita terpecah belah karena hal ini semoga mampu menjga dan menghormati perbedaan ini dan menjdai umat islam hidup damai dan bersaudara. Amien... Segala Puji Bagi Allah.

KEUTAMAAN BASMALLAH
        Membaca basmallah  disunnahkan pada saat mengawali setiap pekerjaan. Disunnahkan juga saat hendak masuk wc (toilet). Hal itu sebagaimana disebutkan dalam hadist. Selain itu Basmallah juga disunahkan untuk bacaaan awal wudlu, sebagaimana dinyatakan dalam hadist marfu` dalam kitab imam Ahmad dan kitab-kitab sunan, dari abu Hurairah, Sa`id bin Zaid dan abu Sa`id, Nabi Saw bersabda:
لَاوُضَوْءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِاسْمَ اللّهِ عَلَيْهِ....
``Tidaklah sempurna wudlu bagi orang yang tidak membaca nama Allah padanya.``(hadis ini Hasan)
Juga disunnahkan dibaca saat hendak makan, berdasarkan hadist  dalam shahih Muslim , bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda kepada umar bin Abi Salamah:
قُلْ بِاسْمِ اللهِ, وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ, وَكُلْ مِمَّايَلِيْكَ.
``Ucapkan Bismillah makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang dekat darimu.``

         Kata ( اللهِ) merupakan nama untuk Rabb. Dikatakan bahwa Allah adalah al-Ismul-a`zham(nama yang paling agung). Karena nama itu menyandang segala macam sifat. Dengan demikian semua nama-nama yang baik itu menjadi sifat-Nya.  Dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Abu Hurairah  bahwa rasulullah bersabda:
(اِنَّ اللهِتِسْعَةً وَتِسْعِيْنَ إِسْمَا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَخْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ.)
``Sesungguhnya  Allah mempunyai 99 nama, seratus kurang satu, barang siapa yang dapat menguasainya maka ia akan masuk surga.``

        Nama Allah merupakan nama tidak diberikan kepada siapapun selain diri-Nya , yang maha suci lagi maha tinggi. Oleh karena itu dalam bahasa  Arab tidak diketahui dari kata apa namanya berasal. Maka diantara para ahli nahwu ada yang menyatakan bahwa nama itu (Allah) adalah Ismin jamid, yaitu nama yang tidak mempunyai kata dasar.
        Dari al-Khalil Sibawaih diriwayatkan  bahwa ``ا`` dan  ``ل`` dari kata الله . Merupaka suatu yang lazim (tak terpisahkan ). Al-Khartabi mengatakan, tidaklah anda menyadari bahwa anda dapat menyerukan ``يَاالله `` dan tidak dapat menyerukan `` يَاالرَّحْمنُ`` . Kalau kata  ``يَاالله `` bukan dari asal kata, maka tidak boleh memasukan huruf nida` (seruan) terhadap ``ا`` dan  ``ل`` . Ada juga yang berpendapat bahwa kata Allah mempunyai kata dasar.

        *الرّحْمنِ لرَحِيْمِ* merupakan  dua nama dalam bentuk Mubalaghah (bermakna lebih)  yang berasal dari ar-rahmah. Namun kata ar-Rahman menunjukan yang lebih dari ar-Rahim.
        Abu Ali al-farisi mengatakan ar-rahman merupakan nama yang bersifat umum meliputi segala macam bentuk rahmat, dikhusus bagi Allah semata. Sedangkan ar-rahim, dimaksudkan bagi orang yang beriman (terdapat pada QS. al-ahzab:43).
        Ibnu al-Mubaraq mengatakan, ar-Rahman  yaitu jika dimintai , maka dia akan memberi. Sedangkan ar-rahim yaitu jika permohonan tidak diajukan kepada-Nya, maka Dia akan murka. Sebagaiman dalam hadist riwyat at-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari abu Shalih al-Farisi al-Khuzi, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda
مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ
`` Barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, maka Dia akan Murka kepadanya.``  

        Nama ``ar-Rahman`` hanya dikhususkan untuk allah semata, tidak diberikan kepada selain diri-Nya. Sebagaimana Firman Allah:
``Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik)`` ....(QS.al-Isra:110)

        Sedangkan mengenai ``ar-Rahim`` Allah ta`ala pernah menyebutkan kata itu untuk selain diri-Nya, Dalam firman-Nya Allah meyebutkan,
``sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.`` (QS. at-Taubah:128)

             Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diantara nama-nama Allah itu ada yang disebutkan untuk selain dir-Nya, tetapi ada juga yang tidak disebutkan untuk selain diri-Nya, misalnya ar-Rahman, al-Khaliq, ar-Razaq, dan lain-lain.
        Oleh karena itu, dia memulai dengan nama Allah , dan menyifatinya dengan ar-rahman, karean ar-Rahman lebih khusus daripada ar-Rahim.

Catatan: tafsir yang dikupas disini hnyalah ringkasannya dan alangkah lebih baiknya merujuk pada tafsir pokoknya..... disini hanya menggambarkan sedikit sekilas pengetahuan kita agar kiranya kita kembangkan melalui sumber atau referensi lainnya. Semoga bermanfaat.